Di dalam hidup setiap orang pasti mempunyai keinginan yang
ingin mereka capai,ya sama halnya dengan saya, saya gadis berumur 18th
di dalam hidup saya ada beberapa keinginan yang ingin saya capai.
Yang pertama adalah saya ingin lulus tepat waktu di
universitas yang sekarang ini yaitu Universitas Esa Unggul. Untuk mencapai
keinginan saya ini, saya harus giat belajar dan harus giat masuk kampus agar
mendapatkan hasil yang saya inginkan.
Sehabis saya mecapai keinginan saya yang pertama tadi,saya
ingin bekerja di salah satu stasiun televisi sebagai presenter. Setelah saya mendapatkan
pekerjaan saya ingin menabung untukkedua
orangtua saya dan juga menyisikan tabungan saya untuk kehidupan saya.
Setelah saya bekerja selama 2-3 tahun, saya ingin menikah
muda dengan pacar saya,yap saya ingin menikah di umur 23-24th,sehabis
menikah saya ingin liburan keliling dunia Bersama suami saya nantinya dan saya
ingin mempunyai 2orang anak laki2 dan perempuan. Setelah saya menikah muda dengan
pacar saya,saya ingin membangun sebuah tempat makan Bersama suami saya
nantinya,tempat makan yang memiliki beberapa cabang di Indonesia amin.
Setelah
bisnis saya itu lancer saya ingin memberangkatkan mama saya naik haji dan
membangun rumah baru tidak Cuma satu melainkan 2-3 rumah yang ingin saya bangun
untuk keluarga saya dan suami saya nantinya dan saya yakin itu semua akan saya capai nantinya.
itulah goals saya, saya akan terus berusaha keras agar saya bisa mecapai semua keinginan saya dimasa depan. ''Semua Mimpimu Akan Terwujud Asalkan Kamu Punya Keberanian Untuk Mengejarnya''. (Walt Disney)
Saturday, September 22, 2018
Sylvester Stallone
Meskipun sekarang ketenaran Sylvester Stallone sudah memudar, di era 80an dan 90an ia termasuk salah satu aktor papan atas. Film-filmnya sukses dan meraup keuntungan jutaan dollar. ya siapa yang tidak mengenal Sylvester Stallone?salah satu aktor termahal di Hollywood.
Ia pun menjadi salah satu aktor laga Hollywood yang punya fans di seluruh dunia berkat filmnya seperti Rocky, Rambo, Over the Top, dll. Tapi tahukah Anda betapa berat perjuangannya?
Sejak awal lahirnya saja ia mengalami kecacatan saat lahir, Sly, begitu panggilannya, sudah mengalami masalah. Ibunya mengalami kesulitan saat melahirkannya, sehingga memaksa dokter untuk menggunakan sebuah alat bernama forcep.
Akibat kesalahan penggunaannya, terjadi sedikit kecacatan di wajah Sly. Bagian bawah sisi kiri wajahnya lumpuh, termasuk bibir, lidah, dan dagunya. Tetapi kecacatan ini justru menjadi ciri khasnya saat ia ngetop.
Saat di usia sekolah, Sly termasuk anak yang sering dibully karena badannya yang kecil dan ceking. Karena itu ia terpacu untuk membesarkan tubuhnya melalui latihan-latihan berat. Untuk menghemat ongkos, ia berlatih di tempat pembuangan besi tua, dengan menggunakan bagian-bagian rangka mobil dan mesin sebagai barbelnya.
Di sekolah sendiri, nilai nilainya selalu jeblok.
Setelah tubuhnya jadi gede, ia berubah jadi nakal dan mulai suka berantem, bolos, main panah-panahan, mengerjai guru dll. Hal ini menyebabkan ia harus pindah sekolah sebanyak 16 kali! Uniknya, ia tetap bertahan untuk melanjutkan sekolah sampai lulus.
Saat berusia dewasa, Sly mulai tertarik dengan karir di dunia akting. Ia sempat main di beberapa drama teater. Tapi peran yang ia dapatkan hanya peran-peran sampingan. Di masa ini Sly mencoba membiayai hidupnya secara mandiri, sambil menunggu keberuntungan datang kepadanya. Ia pernah bekerja serabutan sebagai penjaga bioskop, pembersih kandang singa (dan sempat dipipisin singa).
Saking miskinnya, ia terpaksa menerima tawaran bermain dalam sebuah film mesum berjudul “The Party at Kitty and Stud” (yang kemudian juga dikenal dengan judul “Itallian Stallion”). Saat itu Sly memang hanya punya dua pilihan, menerima tawaran itu, atau merampok agar bisa makan.
Sebegitu miskinnya sampai-sampai ia tidak bisa membeli makanan untuk anjingnya yang bernama Butkus. Saat itu istrinya pun sedang hamil. Keadaan miskin ini membuat Sly harus menjual Butkus di sebuah toko. Ia berdiri lama di depan toko itu bersama Butkus. Berharap ada orang yang mau membeli dan merawat Butkus. Hal ini terjadi bukan karena Sly ingin mendapatkan uang dari penjualan Butkus, melainkan karena ia sendiri sudah tak mampu lagi merawatnya. Akhirnya Butkus terjual seharga $35.
Sly menulis script dalam satu malam saja setelah selesai menonton pertandingan Ali-Wepner. Istrinya yang sedang hamil membantunya mengetik naskah itu. Setelah selesai, Sly menawarkannya ke beberapa studio. Ada produser yang tertarik untuk membeli naskah itu seharga $350.000. Tetapi Sly menolaknya saat ia tahu bahwa sang produser tidak ingin menggunakan Sly sebagai bintang utama. Padahal Sly ingin menjadi bintang utama di film ini.
Tawaran ini kemudian ditolaknya padahal saat itu istrinya sedang hamil dan mereka benar-benar butuh uang. Di sinilah kepercayaan diri dan ketabahannya mulai diuji. Tetapi Sly yakin banget terhadap kemampuan dirinya. Ia tahu bahwa ia bisa memerankan Rocky dengan baik. Ia tahu bahwa naskah filmnya ini bagus banget dan bakalan sukses.
Karena itulah ia bersabar di dalam kemiskinannya. Bertahan di dalam segala kesulitan, karena ia yakin akan dirinya sendiri. Di masa-masa ini, Sly dan istrinya harus bertahan hidup dengan segala cara dan upaya, padahal tawaran untuk membeli naskah itu dengan harga mahal terus berdatangan. Tetapi Sly tak ingin menjualnya jika ia tidak diijinkan bermain sebagai pemeran utamanya.
Nasib baik akhirnya datang juga. Ada produser yang setuju untuk mengijinkan Sly menjadi bintang utama di naskah itu, tetapi sebagai kompensasinya, harga naskah itu menjadi jauh lebih murah dari penawaran manapun. Sly pun dibayar dengan sangat murah.
Meskipun begitu, Sly tetap berusaha profesional dan membuktikan bahwa orang-orang telah melakukan kesalahan dengan meremehkan dirinya. Film Rocky kemudian berhasil diselesaikan dan meraup keuntungan yang sangat besar dari modal yang sangat kecil. Nama Sly mulai dikenal dunia dan kehidupannya pun perlahan-lahan membaik.
Film Rocky sendiri mendapat penghargaan sebagai film terbaik dan naskah terbaik di ajang Oscar, Sly pun mendapat nominasi sebagai aktor terbaik. Di sini ia membuktikan bahwa keteguhan, ketabahan untuk bertahan, serta kesabaran akan membuahkan hasil yang baik.
Kesuksesan pun datang kepadanya, Ketika ia mendapatkan bayaran dari naskah Rocky, hal yang pertama dibeli Sly adalah Butkus, anjing kesayangannya. Ia menanti selama 3 hari di depan toko tempat ia dulu menjual Butkus, berharap untuk bertemu dengan pembeli anjingnya itu. Ketika akhirnya ia bertemu dengan orang itu, ternyata orang itu tak ingin menjual Butkus kepadanya. Dengan sepenuh hati Sly memohon dan memohon, menawarkan harga puluhan kali lipat lebih tinggi dari harga awalnya. Ia akhirnya berhasil membeli Butkus kembali seharga $15.000, meskipun hal itu mengurangi jatah bayaran skripnya yang sangat besar.
Sly menjadi sangat sukses di Hollywood dan menjadi aktor papan atas berkat film Rocky. Ia kemudian bermain di banyak film, salah satunya “Rambo” yang membuatnya jauh lebih terkenal lagi. Karirnya sangat kinclong di tahun 80 dan 90an untuk kemudian sangat meredup di tahun 2000an. Tetapi ia tetap sabar dan tabah serta berusaha untuk kembali membuat film berkualitas. Hal ini terbayar dengan suksesnya serial Rocky yang ke 6, dan serial Rambo ke 4. Ia juga membuat The Expendables yang lumayan sukses.
Melalui kisah Sylvester Stallone ini, saya mendapatkan pelajaran untuk diri saya dan dalam kehidupan saya yaitu harus menjadi pribadi yang tabah, percaya kepada diri sendiri, serta harus selalu sabar,karena sabar itu akan membuahkan hasil yang baik. Dan suatu saat nanti, kesempatan baik itu akan datang, dan kehidupan kita yang tadinya sangat terpuruk akan membaik kalau kita terus berjuang,percaya diri,selalu semangat dan selalu sabar pasti akan membuahkan hasil yang kita inginkan:)
Saturday, September 15, 2018
Edith Project
Pada tahun 1952, Seorang profesor bahasa bernama Aaron stern mengumumkan kelahiran seorang bayi perempuan yang diberi nama Edith. Dengan bangga Aaron berkata didepan banyak reporter “ Dia akan menjadi manusia yang jenius, dan saya akan menjadikannya manusia sempurna.” Yang dibayangkan ayahnya saat itu adalah membuat anaknya menjadi jenius, bukan untuk menjadi manusia yang sempurna. Pada saat Edith lahir ayahnya telah memperdengarkan suara musik klasik ditelinga Edith, kemudian diajak berbicara dengan menggunakan bahasa orang dewasa. Aaronselalu berusaha untuk menciptakan kejeniusan pada putrinya, dan menanamkan sebuah dasar pemikiran bahwa dengan menggunakan jenis pendidikan progresif tertentu, dia bahkan bisa mengubah seorang anak suku menjadi jenius. Oleh karena itu Aaron Stern menulis buku yang berjudul “ The Making Of a Genius”. Pada usia satu tahun, Edith sudah dapat berbicara dengan kalimat yang sederhana dan bisa mengidentifikasi huruf pada kartu flash. Karena Aaron selalu mendukung pembelajaran untuk putrinya menggunakan poster,flash, kartu dan sempoa yang berwarna-warni yang bertujuan untuk menjadikan matematika agar lebih mudah dipahami. Memasuki usia 2 tahun, Edith sudah mengenal keseluruhan dari alfabeth. Dan pada usia ke 5 tahunnya, Edith telah membaca secara langsung satu volume encyclopedia Britannica secara keseluruhan.
Pada saat dia berusia 5 tahun, Edith pun di uji untuk tingkat kecerdasan, hasilnya ia mempunyai IQ di antara 196 sampai 205. Pada usia 12 tahun, Edith sudah menduduki bangku perkuliahan dan telah mengajar matematika di tingkat perguruan tinggi di usianya yang ke-15 Tahun (mendapatkan gelar Ph. D di usia ke-18 tahun) serta ketika memasuki usia ke-16 tahunnya ia di beri posisi sebagai Asisten Professor matematika Abstrak di Michigan state university, kemudian pada tahun 1970an Edith telah bekerja untuk IBM dan telah diakui atas banyak kontribusinya dalam matematika terpan. Aaron stern telah berhasil menjadikan Edith sebagai anak jenius karena terkait dengan kerdasannya yang sangat jenius
Pelajaran yang saya dapat dari kisah Edith Stren yaitu setiap orang diberikan kecerdasan yang sama oleh Tuhan. Namun itu semua tergantung bagaimana kita untuk dapat mengasah kecerdasan serta kemampuan kita, dan juga peran orang tua sangat dibutuhkan. tidak semua orang bisa menjadi seperti edith,tetapi kita bisabelajar dan terus mengasah kemampuan diri kita sendiri agar kita dapat mengetahui potensi diri kita agar menjadi jenius sesuai dengan kemampuan kita sendiri.