Thursday, May 14, 2020

Analisa Kelayakan Bisnis atau Investasi




Assalammualaikum,wr,wb..
Hallo semuanya, apa kabar? Semoga kalian semua sehat- sehat selalu yaa..

Pada artikel kali ini saya akan membahas Analisa Kelayakan Bisnis/Investasi. 
Mulai dari Definisi analisa kelayakan bisnis dan Penjelasan mengenai kriteria investasi(Payback period, Benefit cost ratio, Net presen   value, Internal rate of return) dan juga Contoh kasus dan perhitungan menggunakan NPV serta saya akan memberi video mengenai bagaimana cara perhitungan investasi dengan menggunakan metode NPV.




Analisa Kelayakan Bisnis adalah pertimbangan awal yang harus dilakukan sebelum menjalankan usaha, dan untuk mengontrol kegiatan operasional agar mendapatkan keuntungan yang maksimal. Oleh karena itu penting untuk itu mengetahui dan mengenal studi kelayakan bisnis. 

Umumnya tujuan dari studi kelayakan bisnis adalah untuk menghindari resiko kegagalan besar dari kegiatan yang tidak menguntungkan. Studi kelayakan bisnis dibuat untuk berbagai pihak, baik untuk pihak internal perusahaan maupun pihak external perusahaan. Menurut Kasmir dan Jakfar (2007) ada lima tujuan mengapa studi kelayakan perlu dilakukan sebelum melakukan sebuah proyek atau usaha, yaitu:

Menghindari Resiko Kerugian
Tujuan pertama yaitu, untuk meminimalkan risiko yang dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan. Kondisi masa yang akan datang tidak dapat diprediksi, sehingga perlu untuk melakukan analisis studi kelayakan untuk memperkecil resiko

Mempermudah Perencanaan
Dengan adanya ramalan untuk masa yang akan datang, maka mempermudah perencanaan. Perencanaan itu sendiri meliputi jumlah modal, waktu pelaksanaan, lokasi, cara pelaksanaan, besarnya keuntungan serta keuntungan serta bagaimana pengawasan bila terjadi penyimpangan.

Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan
Perencanaan yang disusun dapat mempermudah penerapan nya, proses bisnis dapat dilakukan secara tersusun sehingga para karyawan dapat memiliki pedoman dan tetap fokus pada tujuan, sehingga rencana bisnis dapat tercapai sesuai dengan apa yang di rencanakan.

Memudahkan Pengawasan
Dengan pelaksanaan yang sesuai dengan rencana yang telah disusun, maka pengawasan dalam proses bisnis akan lebih mudah. Pengawasan dilakukan, agar jalannya usaha tetap pada jalur dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

Memudahkan Pengendalian
Bila terjadi penyimpangan, akan mudah untuk memperbaikinya dan dapat langsung untuk dikendalikan sehingga tidak terlalu jauh penyimpangan yang terjadi.


Selanjutnya, saya ingin menjelaskan mengenai Kriteria Investasi. Pengertian  Investasi itu sendiri adalah suatu aktivitas yang berhubungan dengan usaha penarikan sumber-sumber (dana) yang dipakai untuk mengadakan barang modal pada saat sekarang dan dengan barang modal akan dihasilkan aliran produk baru di masa yang akan datang
.
Keputusan investasi merupakan keputusan rasional, karena keputusan berdasarkan pertimbangan rasional. Dalam praktik, digunakan beberapa alat bantu atau kriteria-kriteria tertentu untuk memutuskan diterima atau ditolaknya rencana investasi. Kriteria – kriteria tersebut kriteria investasi (invesment criteria). Minimal ada empat kriteria investasi yang digunakan dalam praktik, yaitu:


1.    Payback Period

Paybck period (periode pulang pokok) adalah waktu yang dibutuhkan agar investasi yang direncanakan dapat dikembalikan, atau waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas.
Cara untuk menghitungnya adalah sebagai berikut: 

1.    Akumulasikan arus kas yang terjadi setelah pengeluaran awal dalam kolom “arus masuk komulatif”
2.    Lihatlah kolom “arus masuk komulatif” sampai dengan nilai yang tidak melebihi pengeluaran awal.
3.    Hitunglah proporsional arus kas masuk berikutnya sehingga jumlah komulatif arus masuk kas sama dengan nilai pengeluaran awal.
4.    Menghitung jumlah tahun yang dibutuhkan untuk pengembalian pengeluaran awal dengan metode interpolasi.

2.    Gross Benefit - Cost Ratio
Gross B/C ratio merupakan kriteria kelayakan lain yang biasa digunakan dalam analisis bisnis. Baik manfaat maupun biaya adalah nilai kotor (gross). Dengan menggunakan kriteria ini akan lebih menggambarkan pengaruh dari adanya tambahan biaya terhadap tambahan manfaat yang diterima.
Secara matematis Gross B/C ini dapat dirumuskan sebagai berikut Gross B/C = • Gross B/C Ratio > 1, Bisnis layak untuk dijalankan Gross B/C Ratio < 1, Bisnis tidak layak untuk dijalankan
∑ ∑ = = + + n t t n t o t
Contoh kasus:
Sebuah perusahaan ingin merenovasi bangunan apartemen yang mereka miliki dengan profit tahunan yang mereka harapkan sebesar $100.000 selama tiga tahun ke depan. Saat ini mereka mengeluarkan dana $50.000 untuk menyewa peralatan. Jika tingkat inflasi adalah 2% maka apakah gedung tersebut layak untuk direnovasi?
Penyelesaian :
Pertama kita perhitungkan dulu nilai Present Value sebagai berikut :
= ($100,000 / (1 + 0.02)^1) + ($100,000 / (1 + 0.02)^2) + ($100,00 / (1 + 0.02)^3)
= $288,388
Sedangkan BCR = $288,388/$50,000
= 5,77
Karena nilai BCR memiliki angka 5,77 yang nilainya lebih besar dari 1 maka kegiatan perusahaan untuk merenovasi apartemen dianggap dapat memberikan keuntungan di masa yang akan datang sehingga proyek ini layak untuk dijalankan

     3.  Net Present Value (NPV)

NPV Merupakan manfaat bersih tambahan (nilai kini bersih) yang diterima bisnis selama umur proyek pada tingkat discount factor tertentu.
NPV = Bt = Manfaat pada tahun t Ct = Biaya pada tahun t T = Tahun kegiatan bisnis
( t = 0,1,2,3,............,n), tahun awal bisa tahun 0 atau tahun 1 tergantung karakteristik bisnisnya. i =Tingkat DR (%) Indikator NPV : Jika NPV > 0 (positif), maka bisnis layak (go) utk dilaksanakan.

4. Internal Rate Of Return (IRR)

IRR adalah tingkat discount rate (DR) yang menghasilkan NPV sama dengan 0. Besaran yang dihasilkan dari perhitungan ini adalah dalam satuan persentase (%). Sebuah bisnis dikatakan layak apabila IRR-nya lebih besar dari opportunity cost of capital-nya (DR). Di dalam prakteknya menghitung tingkat IRR umumnya dilakukan dengan menggunakan metoda interpolasi di antara tingkat discount rate yang lebih rendah (yang menghasilkan NPV positif) dengan tingkat discount yang lebih tinggi (yang menghasilkan NPV negatif).







Wednesday, May 6, 2020

Manajemen Keuangan







Manajemen Keuangan adalah segala kegiatan atau aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana cara memperoleh pendanaan modal kerja, menggunakan atau mengalokasikan dana, dan mengelola aset yang dimiliki untuk mencapai tujuan utama perusahaan. 

Tujuan utama Manajemen Keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai yang dimiliki perusahaan atau memberikan nilai tambah terhadap asset yang dimiliki oleh pemegang saham.

Fungsi utama Manajemen Keuangan adalah sebagai berikut:
  1. Planning atau Perencanaan Keuangan, meliputi Perencanaan Arus Kas dan Rugi Laba.
  2. Budgeting atau Anggaran, perencanaan penerimaan dan pengalokasian anggaran biaya secara efisien dan memaksimalkan dana yang dimiliki.
  3. Controlling atau Pengendalian Keuangan, melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan perusahaan.
  4. Auditing atau Pemeriksaan Keuangan, melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar sesuai dengan kaidah standar akuntansi dan tidak terjadi penyimpangan.
  5. Reporting atau Pelaporan Keuangan, menyediakan laporan informasi tentang kondisi keuangan perusahaan dan analisa rasio laporan keuangan. 






Sumber Dana Perusahaan

Agar suatu perusahaan dapat menjalankan kegiatan perekonomian secara lancar, maka manajer keuangan harus dapat berfikir keras untuk mencari dari mana sumber dana perusahaan didapat. Sebab aktivitas perusahaan mutlak harus ditopang oleh dana yang mencukupi.

Sumber dana itu sendiri merupakan bentuk-bentuk dana yang dapat dimanfaatkan perusahaan berasal dari perusahaan lain atau perusahaan sendiri dengan memberikan imbalan tertentu. Sumber dana perusahaan secara umum dapat dikelompokkan menjadi sumber dana jangka pendek, sumber dana jangka menengah, dan sumber dana jangka panjang.

Sumber Dana Jangka Pendek
Sumber dana jangka pendek adalah pendanaan yang harus dibayar kembali dalam satu tahun atau kurang. Perusahaan biasanya menggunakan sumber dana jangka pendek untuk modal kerja karena sumber dana ini harus segera dibayar dalam waktu setahun atau kurang.
Contoh sumber dana jangka pendek adalah kredit perdagangan, pinjaman bank jangka pendek, surat berharga komersial, serta pendanaan piutang dan persediaan.

Sumber Dana Jangka Menengah
Sumber dana jangka menengah adalah sumber dana atau pendanaan yang mempunyai jangka waktu lebih dari satu tahun dan kurang dari lima tahun. Kebutuhan jangka menengah diperlukan karena adanya kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi dengan sumber dana jangka pendek di suatu pihak dan juga sulit dipenuhi dengan sumber dana jangka panjang di pihak lain.
Dengan demikian, sumber dana jangka menengah merupakan sumber dana yang lebih panjang waktunya daripada sumber dana jangka pendek, namun lebih pendek jangka waktunya dibanding sumber dana jangka panjang.
Contoh sumber dana jangka menengah adalah term loan, equipment loan, leasing.

Sumber Dana Jangka Panjang
Pendanaan dalam jangka panjang pada umumnya menunjukkan pendanaan yang jangka waktu temponya lebih dari lima tahun. Pendanaan jangka panjang terutama terdiri dari obligasi. Pendanaan jangka panjang seringkali digunakan untuk mendanai aset yang masa pakainya jangka panjang, seperti tanah, mesin, pabrik atau proyek-proyek konstruksi.








Penggunaan Dana

 Dana yang berhasil dihimpun oleh bank  akan menjadi beban apabila dibiarkan begitu saja tanpa ada usaha alokasi untuk tujuan-tujuan yang produktif. Dana yang telah dihimpun bukanlah dana yang menimbulkan kewajiban bagi bank untuk membayar imbal jasa berupa bunga. 

Pertimbangan Penggunaan Dana 
Sebelum bank memutuskan untuk memilih suatu bentuk aktiva tertentu dalam pengalokasian dana yang telah berhasil dihimpun, banyak hal yang harus di pertimbangkan. terdapat dua hal utama yang selalu menjadi perhatian bank. 
a) Resiko dan Hasil 
b) Jangka Waktu dan Likuiditas 

Alternative Penggunaan Dana 
· Cadangan Likuiditas 
Aktiva ini terutama ditunjukkan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendek. Resiko dari aktiva ini tergolong rendah dan bank tidak dapat terlalu banyak mengharapkan adanya penerimaan dalam jumlah yang tinggi dari aktiva ini, aktiva ini disebut aktiva yang tidak produktif (idle found). 

a) Cadangan Primer 
Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas minimum dan keperluan operasi bank sehari-hari. 

b) Cadangan Sekunder 
Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas yang jangka waktunya kurang dari satu tahun sekaligus mencari keuntungan. 

· Penyaluran Kredit 
Untuk memperoleh sumber pendapatan utama bank dari penyaluran kredit berjangka pendek, menengah, dan panjang. 

· Investasi 
Merupakan prioritas alokasi dana bank terakhir. 

· Aktiva tetap dan Inventaris 
Tergolong sebagai aktiva yang tidak produktiv dalam menghasilkan penerimaan dan oleh Bank Indonesia dipandang sebagai aktiva yang resikonya cukup tinggi. 














Aliran Dana


Aliran dana adalah perpindahan uang ke atau dari berbagai sektor ekonomi nasional. Biasanya aliran dana dikumpulkan dan dianalisis oleh bank central di suatu negara. Akun dari aliran dana biasanya digunakan sebagai indikator kinerja ekonomi. 

Pemerintah, investor, dan manajer keuangan memantau aliran dana untuk menentukan seberapa efektif rencana yang sudah dibuat, jenis sumber daya yang dimiliki, bagaimana sumber daya telah diinvestasikan, dan apa sumber yang digunakan untuk membiayai sumber daya.

Manfaat Indikator Aliran Dana
  1. Indikator Performa
    Pemerintah menggunakan indikator aliran dana sebagai indikator kinerja ekonomi secara luas. Membandingkan data yang ada dengan data-data terdahulu dapat menunjukkan kekuatan ekonomi dan tren dari tahun-tahun sebelumnya. Hal ini juga dapat menunjukkan arah ekonomi di masa depan, dan sektor-sektor spesifik yang akan mengarah pada pertumbuhannya.
  2. Perumusan Kebijakan Moneter
    Pemerintah dapat menggunakan data aliran dana untuk merumuskan kebijakan moneter dan kebijakan  fiskal setelah mengimplementasi kebijakan, pemerintah dapat menggunakan indikator untuk menentukan apakah kebijakan membawa stabilitas atau fluktuasi ekonomi, serta menemukan cara untuk mengatasi dampaknya.