Assalammualaikum,wr,wb..
Hallo semuanya, apa kabar? Semoga kalian semua sehat- sehat selalu yaa..
Pada artikel kali ini saya akan membahas Analisa Kelayakan Bisnis/Investasi.
Mulai dari Definisi analisa kelayakan bisnis dan Penjelasan mengenai kriteria investasi(Payback period, Benefit cost ratio, Net presen value, Internal rate of return) dan juga Contoh kasus dan perhitungan menggunakan NPV serta saya akan memberi video mengenai bagaimana cara perhitungan investasi dengan menggunakan metode NPV.
Analisa Kelayakan Bisnis adalah pertimbangan awal yang harus dilakukan sebelum menjalankan usaha, dan untuk mengontrol kegiatan operasional agar mendapatkan keuntungan yang maksimal. Oleh karena itu penting untuk itu mengetahui dan mengenal studi kelayakan bisnis.
Umumnya tujuan dari studi kelayakan bisnis adalah untuk menghindari resiko kegagalan besar dari kegiatan yang tidak menguntungkan. Studi kelayakan bisnis dibuat untuk berbagai pihak, baik untuk pihak internal perusahaan maupun pihak external perusahaan. Menurut Kasmir dan Jakfar (2007) ada lima tujuan mengapa studi kelayakan perlu dilakukan sebelum melakukan sebuah proyek atau usaha, yaitu:
Menghindari Resiko Kerugian
Tujuan pertama yaitu, untuk meminimalkan risiko yang dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan. Kondisi masa yang akan datang tidak dapat diprediksi, sehingga perlu untuk melakukan analisis studi kelayakan untuk memperkecil resiko
Mempermudah Perencanaan
Dengan adanya ramalan untuk masa yang akan datang, maka mempermudah perencanaan. Perencanaan itu sendiri meliputi jumlah modal, waktu pelaksanaan, lokasi, cara pelaksanaan, besarnya keuntungan serta keuntungan serta bagaimana pengawasan bila terjadi penyimpangan.
Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan
Perencanaan yang disusun dapat mempermudah penerapan nya, proses bisnis dapat dilakukan secara tersusun sehingga para karyawan dapat memiliki pedoman dan tetap fokus pada tujuan, sehingga rencana bisnis dapat tercapai sesuai dengan apa yang di rencanakan.
Memudahkan Pengawasan
Dengan pelaksanaan yang sesuai dengan rencana yang telah disusun, maka pengawasan dalam proses bisnis akan lebih mudah. Pengawasan dilakukan, agar jalannya usaha tetap pada jalur dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
Memudahkan Pengendalian
Bila terjadi penyimpangan, akan mudah untuk memperbaikinya dan dapat langsung untuk dikendalikan sehingga tidak terlalu jauh penyimpangan yang terjadi.
Selanjutnya, saya ingin menjelaskan mengenai Kriteria Investasi. Pengertian Investasi itu sendiri adalah suatu aktivitas yang berhubungan dengan usaha penarikan sumber-sumber (dana) yang dipakai untuk mengadakan barang modal pada saat sekarang dan dengan barang modal akan dihasilkan aliran produk baru di masa yang akan datang
.
Keputusan investasi merupakan keputusan rasional, karena keputusan berdasarkan pertimbangan rasional. Dalam praktik, digunakan beberapa alat bantu atau kriteria-kriteria tertentu untuk memutuskan diterima atau ditolaknya rencana investasi. Kriteria – kriteria tersebut kriteria investasi (invesment criteria). Minimal ada empat kriteria investasi yang digunakan dalam praktik, yaitu:
1. Payback Period
Paybck period (periode pulang pokok) adalah waktu yang dibutuhkan agar investasi yang direncanakan dapat dikembalikan, atau waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas.
Cara untuk menghitungnya adalah sebagai berikut:
1. Akumulasikan arus kas yang terjadi setelah pengeluaran awal dalam kolom “arus masuk komulatif”
2. Lihatlah kolom “arus masuk komulatif” sampai dengan nilai yang tidak melebihi pengeluaran awal.
3. Hitunglah proporsional arus kas masuk berikutnya sehingga jumlah komulatif arus masuk kas sama dengan nilai pengeluaran awal.
4. Menghitung jumlah tahun yang dibutuhkan untuk pengembalian pengeluaran awal dengan metode interpolasi.
2. Gross Benefit - Cost Ratio
Gross B/C ratio merupakan kriteria kelayakan lain yang biasa digunakan dalam analisis bisnis. Baik manfaat maupun biaya adalah nilai kotor (gross). Dengan menggunakan kriteria ini akan lebih menggambarkan pengaruh dari adanya tambahan biaya terhadap tambahan manfaat yang diterima.
Secara matematis Gross B/C ini dapat dirumuskan sebagai berikut Gross B/C = • Gross B/C Ratio > 1, Bisnis layak untuk dijalankan Gross B/C Ratio < 1, Bisnis tidak layak untuk dijalankan
∑ ∑ = = + + n t t n t o t
Contoh kasus:
Sebuah perusahaan ingin merenovasi bangunan apartemen yang mereka miliki dengan profit tahunan yang mereka harapkan sebesar $100.000 selama tiga tahun ke depan. Saat ini mereka mengeluarkan dana $50.000 untuk menyewa peralatan. Jika tingkat inflasi adalah 2% maka apakah gedung tersebut layak untuk direnovasi?
Penyelesaian :
Pertama kita perhitungkan dulu nilai Present Value sebagai berikut :
= ($100,000 / (1 + 0.02)^1) + ($100,000 / (1 + 0.02)^2) + ($100,00 / (1 + 0.02)^3)
= $288,388
Sedangkan BCR = $288,388/$50,000
= 5,77
Karena nilai BCR memiliki angka 5,77 yang nilainya lebih besar dari 1 maka kegiatan perusahaan untuk merenovasi apartemen dianggap dapat memberikan keuntungan di masa yang akan datang sehingga proyek ini layak untuk dijalankan
3. Net Present Value (NPV)
NPV Merupakan manfaat bersih tambahan (nilai kini bersih) yang diterima bisnis selama umur proyek pada tingkat discount factor tertentu.
NPV = Bt = Manfaat pada tahun t Ct = Biaya pada tahun t T = Tahun kegiatan bisnis
( t = 0,1,2,3,............,n), tahun awal bisa tahun 0 atau tahun 1 tergantung karakteristik bisnisnya. i =Tingkat DR (%) Indikator NPV : Jika NPV > 0 (positif), maka bisnis layak (go) utk dilaksanakan.
4. Internal Rate Of Return (IRR)
IRR adalah tingkat discount rate (DR) yang menghasilkan NPV sama dengan 0. Besaran yang dihasilkan dari perhitungan ini adalah dalam satuan persentase (%). Sebuah bisnis dikatakan layak apabila IRR-nya lebih besar dari opportunity cost of capital-nya (DR). Di dalam prakteknya menghitung tingkat IRR umumnya dilakukan dengan menggunakan metoda interpolasi di antara tingkat discount rate yang lebih rendah (yang menghasilkan NPV positif) dengan tingkat discount yang lebih tinggi (yang menghasilkan NPV negatif).
No comments:
Post a Comment